Jakarta, 26 Mei 2025 – Eks Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, belum lama ini memperkenalkan sebuah gerakan baru bernama Aksi Bersama. Gerakan ini resmi diluncurkan pada 14 Mei 2025 lalu dan langsung menarik perhatian banyak kalangan.
Anies menegaskan, Aksi Bersama bukanlah perusahaan komersial, institusi negara, maupun partai politik. Melainkan sebuah gerakan sosial yang menjadi wadah bagi orang-orang dari berbagai latar belakang untuk bertemu dan melakukan aksi nyata demi kemajuan Indonesia.
“Kenapa namanya Aksi Bersama? Begini, terlalu banyak orang baik di negeri ini yang punya niat, tapi tidak tahu harus memulai dari mana dan terlalu banyak pula masalah nyata yang kita hadapi, tapi kita tidak semua bisa langsung ditangani oleh pemerintah,” ujar Anies melalui akun Instagram pribadinya, Minggu (25/5/2025).
Menurut Anies, gerakan ini hadir sebagai jembatan antara niat baik dengan aksi nyata, serta antara masalah dengan solusi. Aksi Bersama mengajak masyarakat untuk tidak hanya diam menunggu, tetapi mulai bergerak dan berkontribusi.
Gerakan Sosial Gotong Royong untuk Semua
Anies menjelaskan bahwa Aksi Bersama adalah sebuah gerakan sosial gotong royong yang tidak hanya untuk satu kelompok tertentu, melainkan terbuka bagi siapa saja yang peduli dan ingin berpartisipasi.
“Kami ingin memfasilitasi karya nyata, membangun yang dibutuhkan rakyat, bukan sekedar yang mudah, tapi yang berdampak. Kita bisa mulai dari yang kecil, yang konkret, dan yang sangat dibutuhkan, dan bisa dilakukan bersama-sama. Bukan proyek-proyek besar yang perlu dana triliunan, tapi proyek-proyek yang langsung terasa manfaatnya dan proyek pertama kami adalah membangun Jembatan Gantung,” jelas Anies.
Proyek Pertama: Jembatan Gantung di Pandeglang
Proyek perdana Aksi Bersama sudah rampung beberapa hari lalu, yakni pembangunan Jembatan Gantung di Dusun Cikembang, Desa Cihanjuang, Kecamatan Cibaliung, Kabupaten Pandeglang, Banten. Jembatan ini bukan hanya penghubung fisik, tapi juga simbol persatuan.
“Bertahun-tahun warga di sana harus menyeberangi sungai dengan jembatan yang sudah reot, sudah rapuh, sudah lapuh. Bayangkan anak-anak berangkat sekolah harus menyeberangi sungai dengan jembatan reot dan lantai bolong-bolong. Bayangkan ibu-ibu yang sakit atau lansia yang harus dibawa ke puskesmas, menyeberangi jembatannya pun dengan risiko tambahan. Petani yang bawa hasil panen pun harus ekstra hati-hati agar tidak jatuh, tidak rusak,” ungkap Anies.
Kini, jembatan tersebut berdiri kokoh dan aman, memberikan kemudahan serta harapan baru bagi warga sekitar.
Jembatan Harapan untuk Indonesia
Menurut Anies, jembatan ini bukan sekadar fisik, tapi jembatan harapan yang menghubungkan keterisolasian dengan keterhubungan, serta keterlambatan dengan pembangunan.
“Kita sadar bahwa Indonesia punya ribuan jembatan yang belum dibangun yang butuh perbaikan. Bukan hanya di Banten, tapi di seluruh pelosok. Di Kalimantan, di Sumatera, di Sulawesi, di Indonesia Tenggara, di Papua, di Jawa, di berbagai tempat dan setiap satu jembatan dibangun, ada ribuan kemungkinan kesempatan yang terbangunkan,” tambah Anies.
Gerakan Aksi Bersama hadir untuk mengisi celah yang belum terisi, bukan menggantikan pemerintah, tetapi menjadi solusi atas berbagai masalah yang sulit ditangani sendiri.