KEDAINEWS.COM – Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan (BI Sumsel) kembali menggelar Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) yang diselenggarakan secara offline di The Arista Hotel Palembang dan online melalui platform zoom, Kamis (3/12).

PTBI diselenggarakan secara rutin setiap akhir tahun untuk menyampaikan pandangan BI mengenai kondisi perekonomian terkini, tantangan dan prospek ke depan, serta arah kebijakan BI yang disampaikan langsung oleh Kepala Perwakilan BI Sumsel.

Paparan ini juga merupakan wujud akuntabilitas dan transparansi BI dalam melaksanakan fungsi dan tanggung jawabnya.

Namun, tidak seperti tahun sebelumnya, pertemuan tahun ini diselenggarakan bersamaan dengan Pertemuan Tahunan Kantor Pusat Jakarta yang diisi dengan paparan Gubernur BI, Perry Warjiyo dan arahan Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo.

Selain itu, pertemuan ini disiarkan pula secara virtual karena keterbatasan jumlah peserta yang dapat hadir secara langsung sejalan dengan protokol kesehatan yang harus dipatuhi di tengah pandemi.

Pada PTBI Pusat di Jakarta, Presiden menekankan bahwa momentum pertumbuhan positif perekonomian harus dijaga.

Tidak lupa beliau berpesan bahwa protokol kesehatan harus terus dilakukan dengan disiplin agar tidak muncul pandemi gelombang kedua yang akan merugikan upaya yang sudah dilakukan.

Pada kesempatan yang sama, Gubernur BI menyampaikan optimisme pemulihan ekonomi nasional pada tahun 2021 dapat terwujud dengan 5 respon kebijakan, yaitu : i) pembukaan sektor produktif dan aman, ii) percepatan stimulus fiskal (realisasi anggaran), iii) peningkatan kredit dari sisi permintaan dan penawaran, iv)  stimulus moneter dan kebijakan makroprudensial dan v) digitalisasi ekonomi dan keuangan.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan, Hari Widodo, mengawali sambutannya dengan menyampaikan bahwa ekonomi Sumsel tercatat masih tumbuh meskipun masih berada dalam zona pertumbuhan negatif di tengah kondisi global dan domestik yang penuh ketidakpastian akibat pandemi.

“Hal ini patut kita syukuri bersama bahwa pertumbuhan ekonomi Sumatera Selatan yang tercatat sebesar -1,40 persen (yoy) masih lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi nasional dan Sumatera yang masing-masing terkontraksi sebesar 3,49 persen (yoy) dan 2,22 persen (yoy),” lanjutnya.

Peningkatan pertumbuhan ekonomi Sumsel terutama  didorong oleh meningkatnya kinerja investasi yang sempat terkontraksi pada triwulan II 2020.

Capaian ini memberikan sinyal positif pelaku usaha sudah mulai melakukan investasi.

Kondisi sosial politik yang stabil (zero conflict) di Sumatera Selatan telah menciptakan iklim yang kondusif bagi kegiatan pembangunan, investasi, dan pengembangan usaha yang sangat dibutuhkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.

Sementara itu, dari sisi Lapangan Usaha, membaiknya ekonomi Provinsi Sumsel terutama ditopang oleh meningkatnya LU yang terkait dengan penanganan COVID-19 dan aktivitas adapatasi baru (new normal).

Sementara , tiga LU utama Provinsi Sumatera Selatan yakni LU pertanian, kehutanan dan perikanan, LU pertambangan dan penggalian, serta LU industri pengolahan masih terkontraksi sejalan dengan masih terbatasnya permintaan CPO dan batubara serta menurunnya produksi pertanian yang memasuki masa tanam.

Selanjutnya, dari sisi perkembangan harga, inflasi Provinsi Sumatera Selatan sepanjang tahun 2020 tercatat rendah dan terkendali.

Hingga bulan November 2020, Sumsel mencatatkan inflasi sebesar 1,31 persen (yoy). Inflasi dijaga dalam rentang sasaran 3,0±1 persen.

Rendahnya inflasi terjadi selain karena terjaganya sisi pasokan, tetapi juga karena permintaan dari rumah tangga dan pelaku usaha yang masih belum pulih  selama masa pendemi.

Kegiatan pengendalian inflasi daerah akan terus dilanjutkan bekerjasama dengan TPID Provinsi Sumatera Selatan dan Satgas Pangan dengan tetap berpedoman pada strategi pengendalian inflasi 4K (Ketersediaan Pasokan, Keterjangkauan Harga, Kelancaran Distribusi, Komunikasi Efektif).

 “Berdasarkan perkembangan ekonomi saat ini dan berbagai indikator makroekonomi, kedepan pertumbuhan ekonomi Sumatera Selatan diperkirakan akan membaik meskipun masih terbatas,” ujar Hari.

Hal ini terkonfirmasi dari hasil Survei Konsumen yang dilakukan oleh BI yang menyebutkan bahwa Indeks Ekspektasi Konsumen Sumsel menunjukkan peningkatan dan berada pada level optimis.

Perbaikan ekonomi pada tahun 2021 terutama didorong oleh membaiknya ekonomi global dan berkurangnya ketidakpastian ekonomi.

Secara keseluruhan, pertumbuhan ekonomi Provinsi Sumatera Selatan pada tahun 2020 diperkirakan meningkat dalam kisaran 4,9-5,1 persen. Sementara inflasi pada tahun 2021 diperkirakan masih terkendali pada rentang 3,0 ± 1,0 persen (yoy).

Dalam kesempatan penyelenggaraan PTBI 2020 kali ini, BI Sumsel juga memberikan penghargaan (BI Award) tahun 2020 kepada 15 (llima belas) penerima yang terdiri dari korporasi, perbankan, PJSP, UMKM, dan media sebagai suatu bentuk apresiasi atas kinerja terbaik para pelaku ekonomi dalam mendukung pelaksanaan tugas BI.

Penghargaan ini juga merefleksikan jalinan sinergi antara BI dan stakeholder dalam upaya mewujudkan stabilitas makro ekonomi dan mendorong akselerasi pertumbuhan ekonomi secara sehat dan berkesinambungan.

Acara pertemuan kemudian ditutup dengan sambutan Gubernur Sumsel, Herman Deru yang memberikan apresiasi atas penyelenggaraan acara PTBI 2020 dan kontribusi yang sudah diberikan BI sepanjang tahun 2020.

“Dalam mengembangkan ekonomi masyarakat, ada tiga tahapan yang perlu dilakukan yaitu mengenali potensi dan kesiapan masyarakat, melakukan edukasi dan capacity building, kemudian memperkenalkan produk ke pasar,” jelas Herman Deru.

Selain itu, Gubernur Sumsel juga menyampaikan rasa syukur bahwa ekonomi Sumsel membaik dan termasuk ke dalam provinsi dengan kontraksi ekonomi yang relatif rendah.

“Teruslah bersinergi bersama dalam mendorong perekonomian menuju Sumsel Maju Untuk Semua,” tutupnya.

Previous post Manfaatkan Teknologi Informasi, Resi Gudang Diprediksi Tumbuh
Next post KPPU Buka Suara Rencana Merger Gojek-Grab