KEDAINEWS.COM – Desa pada umumnya merupakan wilayah pemukiman layaknya kota yang ditinggali banyak keluarga. Sebagai satuan wilayah pemukiman tingkat kecil, penduduk desa bisa puluhan sampai ratusan orang.

Namun apa jadinya jika ada desa yang jumlah penduduknya mayoritas boneka ketimbang manusia? Begitulah Desa Nagoro di Jepang.

Nagoro hanya memiliki jumlah penduduk 27 orang. Desa ini terletak sekitar 550 kilometer dari Selatan Tokyo. Desa ini dulunya berpenduduk sekitar 300 orang. Namun setelah Perang Dunia II berakhir, satu per satu penduduk berusia muda mulai meninggalkan Nagoro.

Mereka merantau ke kota-kota besar untuk mendapat ekonomi lebih besar. Mereka pergi dan tak pernah kembali. Di sisi lain, penduduk berusia lanjut mulai meninggal dunia, sementara tingkat kelahiran terus menurun. Alhasil Nagoro menjadi desa sepi karena jumlah penduduknya yang makin berkurang. Tercatat hingga 2019, jumlah penduduknya tak lebih dair 27 orang.

Untuk mengatasi sepinya Nagoro, seorang warga desa bernama Tsukimi Ayano kemudian berinisiatif membuat boneka seukuran manusia. Berbagai boneka digambarkan bak warga desa pada umumnya yang tengah berkegiatan, mulai dari duduk di teras rumah hingga bekerja di lahan pertanian.

Ayano mulai melakukan ide ini sejak 2003 silam. Boneka pertamanya dibuat untuk keperluan pertanian, terutama untuk mengusir hama burung yang merusak pertanian. Sejak itu, Ayano justru makin gencar membuat boneka lebih banyak, terutama ketika penduduk berusia tua meninggal dunia. Total sudaha da sekitar 270 boneka yanng dibuat Ayano sebagai ‘penduduk’ Desa Nagoro.

Ayano membuat boneka-boneka itu dengan tujuan agar Nagoro menjadi lebih hidup. Sekaligus mengenang masa lalu dimana Nagoro ramai dengan kegiatan penduduk. Alhasil, kini Nagoro menjadi salah satu destinasi wisata di Jepang. Banyak pengunjung yang penasaran dengan ratusan boneka di Nagoro.

Meski terlihat unik, namun tak jarang orang ngeri melihat boneka-boneka itu. Sebab bagi yang tak biasa, boneka dengan atribut layaknya manusia seperti baju, topi, kupluk hingga syal memang terlihat creepy. Apalagi jika malam hari tiba. Walau demikian, Nagoro tetap saja ramai dikunjungi karena keunikannya berpenduduk mayoritas boneka ketimbang manusia.

Previous post Bahaya Terlalu Sering Menggunakan Headset
Next post Manusia Naga Habiskan Rp1 Miliar Untuk Transformasi