Mengapa Mengalami Mimpi Buruk?
KEDAINEWS.COM – Tidur terbagi dalam dua fase, yaitu fase non-REM (non-rapid eye movement) dan fase REM (rapid eye movement).
Siklus tidur diawali dengan fase non-REM dan diikuti dengan fase REM, yang masing-masing fase berlangsung selama 90–100 menit.
Mimpi buruk biasanya terjadi di fase REM, yaitu antara tengah malam sampai menjelang pagi hari.
Mimpi buruk, atau disebut juga sebagai nightmares atau parasomnia, merupakan kondisi yang umum dialami oleh hampir semua orang.
Akan tetapi, pada beberapa kasus, mimpi buruk dapat menimbulkan gangguan, terutama apabila terlalu sering terjadi atau sampai menyebabkan gangguan tidur dan stres.
Penyebab Mimpi Buruk
Penyebab mimpi buruk belum diketahui secara pasti. Namun, ada dugaan mimpi buruk terkait dengan faktor genetik, psikologis, kelainan fisik, gangguan dalam proses pertumbuhan dan perkembangan, serta gangguan pada otak.
Meskipun penyebabnya belum bisa dipastikan, ada beberapa kondisi yang diketahui dapat memicu munculnya mimpi buruk, yaitu:
- Stres dan cemas, misalnya akibat kegiatan di sekolah atau pekerjaan tidak berjalan lancar, sedih akibat kematian orang terdekat, atau takut jika ditinggal oleh seseorang.
- Trauma, seperti akibat cedera, kecelakaan, perundungan, dan pelecehan fisik atau seksual
- Gangguan tidur, seperti narkolepsi, susah tidur (insomnia), sleep apnea, dan sindrom kaki gelisah (restless leg syndrome)
- Efek samping obat, seperti antidepresan, penghambat beta, obat hipertensi, obat Parkinson, atau obat tidur
- Kebiasaan membaca buku atau menonton film yang bertema horor sebelum tidur
- Kebiasaan memakan camilan sebelum tidur
- Nyeri kronis akibat kanker, rheumatoid arthritis, lupus, dan nyeri pascaoperasi
- Penyakit lain, seperti depresi, gangguan stres pascatrauma (PTSD), dan penyakit jantung
- Konsumsi minuman beralkohol dan penyalahgunaan NAPZA
Faktor risiko mimpi buruk
Mimpi buruk bisa dialami oleh siapa saja, tetapi lebih sering dialami oleh anak usia 3–6 tahun. Pada usia tersebut, imajinasi anak sedang sangat aktif.
Selain itu, mimpi buruk juga lebih kerap terjadi pada orang yang keluarganya juga sering mengalami mimpi buruk.
Gejala Mimpi Buruk
Mimpi buruk biasanya terjadi pada tengah malam menjelang pagi. Mimpi buruk bisa memiliki tema yang sangat bervariasi, mulai dari bertemu makhluk aneh, terjatuh, diculik, sampai dikejar-kejar.
Frekuensi mimpi buruk bervariasi, bisa jarang, sering, bahkan bisa terjadi beberapa kali dalam semalam.
Mimpi buruk dapat menyebabkan orang yang mengalaminya merasa marah, takut, sedih, cemas, atau merasa bersalah.
Perasaan ini bisa terus dialami meski orang yang bermimpi buruk sudah terbangun dari tidurnya.