KEDAINEWS.COM – Asal mula penganan papeda populer di tanah Papua ialah melalui warganya yang tinggal di daerah pesisir dan dataran rendah. Kala itu sagu menjadi makanan pokok masyarakat setempat yang sering dijadikan bahan dasar dalam berbagai hidangan.
Sajian papeda gulung seperti ini yang masih sering dijumpai pada jajanan anak sekolah.
Papeda dikenal luas dalam tradisi masyarakat adat Sentani dan Abrab di Danau Sentani dan Arso, serta Manokwari. Penganan khas Papua ini kemudian kerap hadir pada saat acara-acara penting.
Di Papua sendiri, olahan sagu seperti sagu bakar, sagu lempeng dan sagu bola sebetulnya menjadi sajian yang paling banyak dikenal di berbagai daerah, khusunya dalam tradisi kuliner masyarakat adat di Kabupaten Mappi, Asmat, hingga Mimika.
Pada umumnya, Papeda disajikan bersama kuah kuning dengan ikan tongkol. Namun, hidangan tersebut juga dapat dikombinasikan dengan ikan gabus, kakap merah, bubara, hingga ikan kue.
Selain itu, papeda dapat dinikmati dengan sayur ganemo yang terbuat dari daun melinjo muda yang ditumis dengan pepaya muda dan cabai merah.
Hidangan yang juga terkenal di Maluku tersebut memiliki cara khusus saat menyantapya. Teksturnya yang kenyal, lengket dan sulit di kunyah membuat papeda kurang cocok jika dijadikan hidangan sehari-hari.
Saat menyantapnya, kita membutuhkan sepasang sumpit atau dua garpu kayu khusus untuk mengambilnya. Cara mengambil papeda ini adalah dengan menggulungnya hingga melingkari garpu atau sumpitnya, lalu diletakkan di piring masing-masing.
Kemudian, papeda disiram dengan ikan kuah kuning. Memakannya pun harus dengan cara diseruput cepat dan langsung ditelan. Papeda sendiri memiliki rasa yang hambar sehingga perlu dimakan bersama lauk ikan dan sambal colo-colo agar semakin sedap.
Kuliner Langka
Warisan kuliner ikonik khas tanah Papua ini rupanya juga memiliki beberapa manfaat yang berguna bagi kesehatan. Papeda memiliki nutri esensial seperti protein, karbohidrat, kalsium, fosfor, zat besi dan masih banyak lagi.
Bahkan, mengonsumsi Papeda secara rutin dipercaya dapat meningkatkan kekebalan tubuh, mengurangi risiko terjadinya kanker usus, serta membersihkan paru-paru.
Namun sayang, papeda yang menjadi warisan kuliner tanah Papua ini sudah mulai sulit ditemukan. Bahkan di daerah asalnya pun, papeda sudah jarang dihidangkan sebagai makanan sehari-hari.
NEXT
Batik Aromaterapi: Kain Tradisional dengan Aroma Khas Indonesia
KEDAINEWS.COM - Batik Aromaterapi adalah produk unik dari Indonesia yang menggabungkan keindahan batik tradisional dengan keharuman aromaterapi. Berasal dari Madura,...
10 Kampus Swasta Terbaik di Indonesia 2024
KEDAINEWS.COM - Indonesia terus menunjukkan perkembangan pesat dalam dunia pendidikan, terutama melalui kontribusi berbagai perguruan tinggi swasta yang melahirkan generasi...
Jokowi Bantah Ada Pembatasan Pembelian BBM Subsidi 17 Agustus
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan bahwa pemerintah belum akan menerapkan pembatasan pembelian BBM bersubsidi pada 17 Agustus mendatang. Ia juga...
KAMPAK: Harga Obat di Indonesia Mahal karena Gratifikasi untuk Oknum Dokter
KEDAINEWS.COM - Kesatuan Aksi Memperjuangkan Profesi Apoteker Kuat (KAMPAK) telah menyoroti alasan utama di balik tingginya harga obat di Indonesia,...
80 Persen Anak Muda di Jakarta Masih Jomblo!
KEDAINEWS.COM - Berdasarkan survei terbaru yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS), sebanyak 80 persen anak muda di Jakarta masih...
Tragis! Kebakaran Rumah Wartawan Tribrata TV di Sumatra Utara, Dewan Pers Bentuk Tim Investigasi Bersama
KEDAINEWS.COM - Dewan Pers akan membentuk tim investigasi bersama yang melibatkan aparat keamanan dan Komite Keselamatan Jurnalis (KKJ) terkait kasus...