Hubungan asmara selalu jadi misteri. Sering kali, hubungan bersama kekasih yang kian memburuk dan tak lagi romantis tak lantas membuat seseorang mudah berkata ‘putus’. Banyak orang memilih tetap bertahan dalam hubungan yang dingin dan tak lagi menyenangkan.

Bertahan dalam hubungan yang tidak menyenangkan mungkin terdengar konyol. Namun, itu merupakan hal biasa. Kini, sebuah penelitian anyar memberikan jawaban mengapa hal itu bisa terjadi.

Mengutip The Independent, para peneliti di University of Utah mengklaim bahwa bertahannya seseorang dalam hubungan yang mulai meretak disebabkan oleh rasa altruisme.

Altruisme sendiri merupakan bentuk perhatian terhadap kesejahteraan orang lain tanpa memperhatikan diri sendiri. Meski terdengar bijak, tapi terkadang menyakitkan.

pixabay.com

Sebelumnya, sebuah penelitian menyatakan hal yang berbeda. Menurut penelitian itu, kebiasaan bertahan dalam hubungan yang tak menyenangkan itu muncul akibat kebutuhan pribadi, seperti tak ingin sendiri atau takut tak bisa menemukan pasangan lain.

Namun, temuan baru ini mengungkapkan hal yang berkebalikan. Kebiasaan bertahan pada hubungan yang dingin diakibatkan oleh rasa empati seseorang terhadap pasangan.

Diterbitkan dalam Journal of Personality and Social Psychology, penelitian ini mengungkapkan bahwa mereka memilih untuk tetap berada dalam hubungan yang ‘dingin’ demi kepentingan pasangan, bukan mereka sendiri.

Penelitian ini dilakukan melalui dua studi terpisah. Pertama, mereka melacak 1.348 orang dalam hubungan romantis selama periode 10 pekan. Kedua, mereka meneliti 500 peserta yang tengah mempertimbangkan perpisahan.

“Umumnya mereka tak ingin menyakiti pasangannya dan peduli tentang apa yang diinginkan pasangan,” ujar penulis utama studi, Samantha Joel, asisten profesor psikologi di University of Utah, AS.

Terlepas dari apa yang ditemukan dalam penelitian ini, psikolog Madeleine Mason Roantree, merasa bahwa rasa takut hidup sendiri masih menjadi alasan paling umum bagi seseorang untuk bertahan dalam hubungan yang kian dingin.

“Kalaupun ada alasain lain, mungkin mereka malu dianggap gagal jika mengakhiri hubungan,” kata Roantree.

pixabay.com

 

Previous post Muriel Makarim Eksekutif Wanita di Google Indonesia
Next post IKEA Kembangkan Toko Kedua di Jakarta Garden City