KEDAINEWS.COM – Hingga saat ini, masih banyak yang mempertanyakan mana yang lebih baik antara diet cepat atau diet sehat. Diet cepat merupakan program diet yang menargetkan penurunan berat badan secara cepat dan ketat.

Diet cepat biasanya menekankan pada aturan jam makan di waktu tertentu saja, tetapi ada juga yang berfokus pada pembatasan asupan makanan tertentu.

Sementara itu, diet sehat lebih memusatkan pada penerapan pola hidup sehat. Hal ini membuat berat badan turun secara bertahap, tetapi perubahan pola makan yang diterapkan cenderung lebih mudah untuk dipertahankan.

Fakta di Balik Diet Cepat
Sebelumnya telah disebutkan bahwa diet cepat menjanjikan penurunan berat badan secara signifikan dalam waktu yang lebih singkat. Salah satu pola diet cepat yang banyak dikenal orang adalah intermittent fasting atau puasa intermiten.

Puasa intermiten memfokuskan pada pengaturan atau pembatasan waktu makan, bukan apa yang dimakan. Artinya, Anda hanya diperbolehkan makan pada waktu tertentu saja. Misalnya, Anda tidak makan sama sekali selama 12 jam dan baru bisa makan kembali seperti biasa 12 jam setelahnya.

Selain puasa intermiten, ada juga diet cepat yang dilakukan dengan mengurangi jumlah konsumsi makanan berkalori secara drastis. Jika metode ini yang dipilih, Anda bisa memulainya dengan mengurangi porsi makan setidaknya setengah dari porsi makan biasanya.

Untuk memberikan hasil yang lebih maksimal, Anda disarankan untuk berolahraga secara rutin selama 30 menit setiap harinya. Meski menjanjikan penurunan berat badan yang cepat, Anda juga harus tahu bahwa diet ini memiliki risiko efek samping.

Efek sampingnya meliputi sakit kepala, kelelahan, sembelit, mudah emosi, rambut rontok, hingga menstruasi tidak teratur. Diet cepat juga cenderung sulit untuk dipertahankan dan bisa membuat berat badan kembali naik (diet yoyo).

Pasalnya, kebiasaan mengonsumsi kalori dalam jumlah sedikit selama menjalani diet bisa membuat metabolisme tubuh melambat. Hal ini berpotensi membuat berat badan naik kembali setelah diet dihentikan. Diet ketat juga rentan menyebabkan gangguan kesehatan, seperti malnutrisi.

Fakta di Balik Diet Sehat
Berbeda dengan diet cepat, diet sehat tidak menjanjikan penurunan berat badan secara singkat, melainkan secara bertahap. Target penurunan berat badan dengan diet sehat adalah 0,5–1 kg dalam seminggu.

Diet sehat lebih mengedepankan perubahan pola makan dan pola hidup yang meliputi:

Mengonsumsi makanan sehat yang bergizi seimbang
Mengurangi konsumsi makanan tinggi karbohidrat
Meningkatkan konsumsi makanan berprotein, tetapi rendah lemak jenuh
Menghindari konsumsi makanan cepat saji atau makanan olahan
Memilih camilan sehat dibandingkan camilan yang tinggi garam dan gula
Memperbanyak konsumsi sayur dan buah
Membiasakan diri untuk mengonsumsi makanan yang diolah dengan cara direbus atau dipanggang dibandingkan digoreng
Membiasakan diri untuk makan secara perlahan
Mengatur jam tidur dengan baik agar tidak begadang atau kurang tidur
Mengonsumsi air putih minimal 8 gelas setiap harinya
Melakukan olahraga secara rutin dan aktif bergerak
Pada dasarnya, diet sehat adalah diet yang dijalani dengan menerapkan pola makan sehat. Selain itu, diet yang Anda jalani masuk ke dalam kategori diet sehat jika kalori dan semua nutrisi yang dibutuhkan tubuh terpenuhi dengan baik.

Dari penjelasan di atas bisa disimpulkan bahwa diet sehat cenderung lebih baik dibandingkan diet cepat. Namun, Anda tetap memiliki kebebasan untuk memutuskan diet mana yang dipilih, tanpa menyampingkan risiko yang dapat muncul.

Previous post PT Honda Prospect Motor Memulai Produksi Massal Honda WR-V di Indonesia
Next post Tips Menjadi Backpacker Pemula