“Saat ini, stok gula pasir dan stok beras di Provinsi Sumsel mencukupi dan tidak kekurangan”

KEDAINEWS.COM – Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Sumsel (Sumsel) menggelar media briefing untuk menyampaikan  perkembangan inflasi serta ketersediaan pasokan pangan dalam rangka menghadapi Hari Raya Idul Fitri dan penerapan PSBB di Palembang, Selasa (19/5).

Pertemuan dihadiri oleh Hari Widodo, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumsel dan selaku wakil ketua TPID Provinsi Sumsel, Iwan Gunawan Syaputra selaku Kepala Dinas Perdagangan Provinsi Sumsel, Taufik Gunawan selaku Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Sumsel, Yudi Wijaya selaku Wakil Pimpinan Bulog Divre Sumsel-Babel, Beni selaku perwakilan dari Dinas Pertanian Provinsi Sumsel, Yudha selaku Kabag Biro Perekonomian, dan Jhon Kennedy selaku Kabag TIK dan Persandian kominfo Provinsi Sumsel.

Realisasi Indeks Harga Konsumen (IHK) Provinsi Sumsel tercatat deflasi pada level 0,15 persen (mtm), setelah pada bulan Januari-Maret 2020 mengalami inflasi. Perkembangan ini dipengaruhi oleh inflasi volatile food  yang melambat karena penurunan harga cabai merah menyusul masuknya masa panen dan tingginya pasokan daging ayam ras di tengah kondisi permintaan yang menurun akibat pembatasan aktivitas, serta kelompok intidan administered prices yang mencatat deflasi karena penurunan tarif angkutan udara seiring dengan penurunan permintaan.

“Dengan perkembangan tersebut, secara tahunan inflasi IHK Provinsi Sumsel pada April 2020 tercatat sebesar 0,76 persen (ytd) atau 2,48 persen (yoy) menurun dibandingkan dengan inflasi bulan lalu sebesar 3,15 persen (yoy).” ujar Hari Widodo.

Hal ini tentunya, lanjut dia, tidak terlepas dari upaya TPID dan pihak terkait untuk mengambil langkah-langkah antisipatif dalam menjaga kecukupan ketersediaan stok komoditas utama, menjaga pola belanja bijak masyarakat, serta mencegah penimbunan bahan makanan.

Menjelang Hari Raya Idul Fitri 1441 H, ketersediaan pasokan komoditas pangan di Provinsi Sumsel mencukupi. “Saat ini, stok gula pasir dan stok beras di Provinsi Sumsel mencukupi dan tidak kekurangan.” ujar Kepala Dinas Perdagangan Provinsi Sumsel Iwan Gunawan Syaputra.

 Selanjutnya Yudi Wijaya, Wakil Pimpinan Bulog Divre Sumsel Babel menambahkan bahwa Stok beras yang ada di Sumsel surplus dan mencukupi kebutuhan masyarakat untuk 5 bulan kedepan.

“Khusus stok gula, saat ini tersedia 512 ton untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Sumsel” ujarnya.

Bulog Dirve juga telah melakukan operasi pasar gula di Pasar Km 5, Pasar Lembang, dan Pasar Cinde. Saat ini tidak terdapat kebijakan pembatasan jumlah pembelian gula pasir oleh masyarakat dan masyarakat dapat membeli gula serta komoditas lain secara online melalui Bulog.

Secara umum, kondisi stok komoditas pangan lainnya seperti beras, jagung, cabai merah, ayam, dan telur ayam cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat saat ini. “Hari Raya Idul Fitri pada tahun ini bertepatan dengan masa panen beberapa komoditas pangan, sehingga kebutuhan komoditas pangan tersebut dapat dipenuhi dari produksi petani dan peternak di Sumsel”, jelas Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Sumsel Yudi Wijaya.

Namun untuk komoditas bawang merah, Sumsel masih membutuhkan pasokan dari provinsi lain. Beni selaku perwakilan dari Dinas Pertanian Provinsi Sumsel menjelaskan “Produksi bawang merah saat ini masih defisit dimana stok saat ini hanya 121 ton sedangkan kebutuhan konsumsi mencapai 1.818 ton, namun untuk produksi beras dan cabai merah saat ini Sumsel dalam kondisi surplus.”

Pemerintah Provinsi Sumsel juga bekerja sama dan saling bersinergi dengan pihak terkait untuk menjaga kelancaran distribusi komoditas pangan terutama pada saat pemberlakuan PSBB. Kelancaran distribusi bahan pokok penting akan diprioritaskan untuk menjaga ketersediaan pasokan.

Dalam menjaga kestabilan harga dan ketersediaan pasokan jelang Hari Raya Idul Fitri 1441 H dan pemberlakuan PSBB, Bank Indonesia bersama dengan TPID Provinsi Sumsel menghimbau masyarakat agar tidak melakukan panic buying dan tidak berbelanja kebutuhan lebaran yang berlebihan, karena Pemerintah telah menjaga ketersediaan pasokan bahan/komoditas pangan yang dibutuhkan masyarakat dalam jumlah yang cukup.

Dalam memantau ketersediaan pasokan, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota di Sumsel secara periodik meninjau stok komoditas bahan pokok penting baik yang tersedia di gudang Bulog ataupun di gudang distributor. Sementara dari sisi produksi, untuk menjaga kontinuitas produksi komoditas pangan telah ditempuh pengaturan pola tanam.

“Selanjutnya, TPID Provinsi Sumsel akan terus berkoordinasi dan berupaya untuk menjaga ketersediaan pasokan, keterjangkauan harga, dan kelancaran distribusi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Provinsi Sumsel,” tutup Hari.

Previous post Cara Menghindari Bau Mulut saat Berpuasa
Next post Misi Sukses Partai Gelora di Pemilu 2024 Rebut Suara PKS?