KEDAINEWS.COM – “Makan daging anjing dengan sayur kol…”, masyarakat Indonesia kini terngiang-ngiang dengan penggalan lirik lagu yang viral belakangan ini. Lagu dari band Punxgoaran mendadak viral karena ada anak kecil yang meng-cover -nya dan tersebar di media sosial.

Meskipun hanya sebuah lagu, banyak yang akhirnya mempertanyakan apakah anjing biasa digunakan untuk makanan sehari-hari? Lalu, bolehkah kita makan daging anjing? Berikut ini Kedainews.com telah merangkum beberapa fakta tentang mengonsumsi daging anjing.

Sebagian orang menganggap ada manfaat dari mengonsumsi daging anjing

Berdasarkan data dari Dog Meat Free Indonesia, konsumsi daging anjing paling banyak terjadi di Jakarta, Yogyakarta, Bali, dan beberapa daerah di Sulawesi. Sebagian orang percaya daging mampu menyembuhkan penyakit. Bahkan di Bali, terdapat kepercayaan kalau mengolah anjing berambut hitam dapat menyembuhkan penyakit asma.

Kepala Subdirektorat Bina Kewaspadaan Gizi Kementerian Kesehatan, Galopong Sianturi, menyatakan bahwa masih banyak orang yang beranggapan demikian. “Kepercayaan, bisa mencegah asma seperti itu,” katanya, awal November lalu. Padahal, daging anjing mengandung cacing pita yang dapat menyebabkan hipertensi hingga kematian.

Lain halnya di Tomohon, Sulawesi Utara, yang memperdagangkan daging anjing di pasar tradisional. Masyarakat setempat menganggap daging anjing layaknya mengonsumsi ular piton, kelelawar, tikus tanah, dan sebagainya. Sebuah makanan sehari-hari yang memang sudah membudidaya.

Tak hanya itu, mengonsumsi daging anjing juga dipercaya bisa memperbaiki sumsum tulang belakang karena menganggap kandungan proteinnya tinggi, sehingga bisa membangun sel-sel yang telah rusak. Sumber proteinnya dianggap bisa menguatkan sistem kekebalan tubuh.

Warga Guangxi, China, mengadakan pesta perayaan dengan makan daging anjing

Mengonsumsi daging anjing mungkin masih menjadi hal yang kurang populer di sejumlah negara, termasuk Indonesia. Banyak yang lebih memilihnya sebagai hewan kesayangan daripada harus dimakan. Sayangnya, hal tersebut tidak berlaku bagi sebagian besar warga Guangxi, China.

Mereka mempunyai festival tahunan bernama Festival Yulin. Festival yang berlangsung selama 10 hari itu merenggut nyawa sekitar 10 ribuan anjing.

Dimulai sejak 2010, memakan daging anjing dianggap mereka dapat menghalau hawa panas saat musim panas. Mereka juga menganggap kalau daging anjing sangat lezat dan dianggap kaya nutrisi.

Dalam festival itu, anjing diperlakukan secara keji, lalu dimakan. Sehingga banyak yang menentangnya melalui petisi online.

Hasilnya, Humane Society International (HSI) dan Duo Duo Animal Welfare Project merilis pernyataan resmi tentang pelarangan menjual daging selama festival, pada Mei 2017.

Bahaya dari makan daging anjing

Apakah mengonsumsi daging anjing memang sebaik itu? Mengacu pada buku Tabel Komposisi Pangan Indonesia,  kandungan gizi per 100 gram daging anjing berupa 60,8 gram air; 198 kkal energi; 24,6 gram protein; 0,9 gram karbohidrat; 1.071 ml kalsium; 3 gram abu; 4 ml besi; 1604 ml natrium; 226 ml kalium, 0,1 ml tembaga; 2,8 ml seng; 0,35 ml tiamin; dan 0,2 ml riboflavin.

Bisa kita lihat, natrium pada daging anjing begitu tinggi. Dampaknya bisa memicu hipertensi atau tekanan darah tinggi. Bahkan bisa menganggu sistem pencernaan tubuh, karena ada kandungan cacing pita di dalamnya.

Melansir dari onegreenplanet.org, daging anjing merupakan salah satu penyebar rabies kepada hewan dan manusia. Sudah banyak korbannya, di Filipina, sekitar 300 orang meninggal karena rabies setiap tahunnya.

Masih beranggapan anjing ternaknya sehat karena diberikan vaksin secara berkala? Perlu diketahui, pemberian antibiotik atau vaksin bisa memberikan dampak buruk pada daging anjing. Jika kamu mengonsumsinya, sistem kekebatalan tubuhmu akan berubah, sehingga berakibat badanmu tidak akan mempan diobati dengan antibiotik.

Bahaya selanjutnya, daging anjing berisiko mengandung E.coli dan salmonela yang menyebabkan diare. Lebih parah lagi kalau tidak dikonsumsi dengan benar, kamu bisa menderita infeksi antraks, hepatitis, leptospirosis, dan sebagainya.

Nah, ternyata lebih banyak dampak buruknya daripada manfaatnya ya. Apalagi anjing memang lebih layak dijadikan hewan peliharaan dan sahabat, dibandingkan dikonsumsi. Lebih sehat makan ikan, Guys!

Mengonsumsi daging anjing melanggar Undang-undang, lho!

Dewan Pengurus Besar Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) Wiwiek Bagja menyatakan menurut Undang-undang Pangan Nomor 8, daging anjing tidak termasuk untuk dikonsumsi.

Perdagangan daging anjing di Indonesia pun memiliki aturannya sendiri terkait kontrol hewan, yang ditulis dalam Kitab Hukum Undang-undang Pidana di pasal yang berbeda-beda. Di antaranya diperuntukkan untuk pemasok, penjual, dan pembeli seperti dalam pasal 170, 204, 205, 241, 302, 335, 362, 363, 406, 480, dan 481.

Ada pula Undang-undang Peternakan dan Kesehatan Hewan Nomor 18 Tahun 2009 Pasal 66 dan 67, serta Bab 13 Pasal 86 dan 87.

 

Previous post Ini 5 Manfaat Kentut untuk Kesehatan, Nomor 5 Bikin Lega!
Next post 9 Hadiah Istimewa untuk Hari Ibu