KEDAINEWS.COM – Hamil anggur atau mola hydatidosa adalah kondisi ketika sel telur yang telah dibuahi tidak berkembang sebagaimana mestinya. Pada kehamilan anggur, terjadi perkembangan plasenta yang tidak normal dengan sedikit atau tanpa pertumbuhan janin.

Wanita yang mengalami hamil anggur tetap dapat menunjukkan tanda-tanda kehamilan seperti biasanya, baik mual dan muntah, ukuran perut yang membesar, maupun hasil positif pada tes kehamilan.

Biasanya, hamil anggur akan diketahui setelah penderita melakukan USG. Hasil USG akan menunjukkan kumpulan kista berisi air yang menyerupai anggur berkembang di dalam rahim.

Penyebab hamil anggur sebenarnya belum diketahui secara pasti. Namun, hal ini banyak dikaitkan dengan kondisi tidak normal saat proses pembuahan sel telur terjadi. Jika dalam kehamilan normal janin memiliki 23 pasang kromosom dari ayah dan ibu, pada kasus hamil anggur jumlah kromosom bisa saja kurang atau lebih.

Kehamilan anggur cukup jarang terjadi, tetapi beberapa faktor dapat meningkatkan risiko terjadinya kondisi tersebut, seperti:

1. Usia ibu di atas 35 tahun

Ibu hamil dengan usia di atas 35 tahun memiliki risiko 5−10 kali lipat lebih besar untuk mengalami hamil anggur. Hal ini terjadi karena bertambahnya usia dapat memengaruhi jumlah sel telur yang dimiliki. Selain itu, ada kecenderungan sel telur memiliki masalah kromosom yang menyebabkan kelainan genetik.

2. Riwayat hamil anggur

Wanita yang pernah mengalami hamil anggur memiliki risiko 1−6% lebih besar untuk kembali menderitanya. Meski begitu, peluang wanita tersebut untuk hamil secara normal juga masih ada.

Guna mengantisipasi kehamilan anggur berulang, biasanya dokter akan menganjurkan untuk menunda kehamilan dalam jangka waktu tertentu dan menyarankan beberapa pemeriksaan untuk menilai kondisi kesehatan sebelum menjalani program hamil.

3. Keguguran lebih dari satu kali

Keguguran terjadi saat kehamilan berhenti secara spontan sebelum usianya memasuki 20 minggu.

Pada kasus di mana keguguran tidak ditangani dengan tepat, jaringan janin atau plasenta yang masih berada di dalam rahim dapat memicu terjadinya hamil anggur pada kehamilan berikutnya.

4. Kurang asupan folat dan vitamin A

Risiko hamil anggur juga dapat meningkat pada wanita yang kekurangan asupan folat dan vitamin A sebelum hamil.

Folat adalah nutrisi penting yang dibutuhkan untuk perkembangan sistem saraf janin. Hal ini membuat kurangnya asupan folat dapat berpengaruh pada kehamilan dan meningkatkan risiko kelainan bawaan saat bayi lahir.

Tidak hanya folat, vitamin A juga merupakan mikronutrien penting yang dibutuhkan dalam proses perkembangan organ dan kerangka janin.

Kebanyakan hamil anggur berakhir dengan keluarnya kista dari rahim secara alami melalui vagina. Namun, pada beberapa kasus, diperlukan tindakan kuretase, yaitu tindakan medis untuk meluruhkan jaringan abnormal dari rahim.

Pencegahan Hamil Anggur

Tidak ada cara untuk mencegah penyebab hamil anggur. Namun, apabila seorang wanita pernah mengalaminya, ia dapat mencegah risiko terjadinya hamil anggur berulang dengan menghindari kehamilan selama 1 tahun setelah kehamilan anggur sebelumnya.

Dalam kurun waktu tersebut, setiap bulan dokter biasanya akan memantau kadar hormon hCG. Pasalnya, hormon hCG yang meningkat bisa saja menjadi tanda adanya sisa jaringan yang tertinggal di dalam rahim.

Selain itu, Anda juga dapat mempersiapkan kesehatan tubuh sebelum kehamilan dengan beberapa cara, yaitu:

Mengonsumsi makanan yang kaya protein dan rendah lemak
Berolahraga secara teratur
Menjaga berat badan tetap ideal
Membatasi asupan kafein dan alkohol
Menghindari makanan yang kurang matang
Mengonsumsi vitamin dan asam folat sesuai anjuran dokter

Beberapa kondisi memang dapat menjadi penyebab hamil anggur. Jika Anda pernah mengalami hamil anggur, kesempatan untuk memiliki kehamilan normal tetap ada.

Previous post Tokopedia Ungkap Tren Produk Makanan Sehat Kekinian
Next post Dukung Kebersamaan Keluarga Melalui Yamaha FreeGo Family Day